Minggu, 30 Oktober 2011

Apakah prinsip ekonomi koperasi sesuai dengan kebutuhan Indonesia?


Jawabanya adalah belum memadai karena, ketika pembangunan koperasi di Indonesia bersifat top down, telah mendorong tumbuhnya KUD clan koperasi yang diprakarsai pemerintah. Keadaan ini membuat koperasi tidak memiliki landasan yang kokoh, karena besarnya intervensi pemerintah dalam pembinaan koperasi. Akibatnya, KUD dan koperasi kurang mampu mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi. Hasil pembangunan seperti ini, menjadikan pertumbuhan jumlah KUD dan koperasi sangat pesat, tetapi tidak aktif melaksanankan tugas dan aktivitas.
Fenomena ini disebabkan lemahnya perhatian pada pembangunan sumberdaya manusia, pengembangan sumber daya manusia yang lemah pada pembangunan koperasi, menjadikan koperasi dan KUD kurang berkembang secara mandiri, karena KUD dan koperasi tidak tumbuh dari bawah. Dalam pembangunan, KUD dan koperasi pada akhirnya lebih dijadikan sebagai obyek dari pada subyek bahkan lebih berperan sebagai instrumen dalam mekanisme penyaluran kredit, pemerataan dan pelaksanaan kebijakan lainnya, sehingga koperasi kurang tumbuh sebaga organisasi ekonomi sesuai kebutuhan masyarakat sebagai anggota.

Contoh koperasi yang sukses dan Kriterianya


Contoh koperasi yang sukses bisa di amati pada jenis koperasi karyawan (kopkar) misal kopkar UGM,kopkar setia bhakti, Koperasi serba usaha (KSU), Federasi koperasi mindanao (FEDCO).

Kunci keberhasilan/kriteria koperasi yang berhasil terletak pada beberapa faktor yaitu :
1. Harus memiliki rencana usaha (corporate plan) yang mencakup rumusan mengenai visi, misi, tujuan budaya bisnis, strategi pengembangan, target-target jangka pendek dan menengah dan rencana keuangan (cash flow).
2. Pembinaan kelembagaan melalui proses profesionalisasi
3. Setiap unit koperasi mikro memiliki standar operasi prosedur (SOP).

Koperasi yang Sukses Kelola Pasar
Palembang – Pasar Ritel dan Pasar Buah Jakabaring yang dikelola koperasi merupakan satu contoh sukses pengembangannya. Trisno, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Al-Hidayah selaku koordinator sekaligus Pengelola Pasar Buah mengungkapkan, sebelum dipercaya mengelola pasar buah tersebut, KSU yang didirikan pada 1997 sempat tidak aktif, namun setelah memasuki masa pergantian pengurus baru pada 2006-2007, koperasi tersebut mulai berjalan.
Dia menjelaskan, selama ini koperasi tersebut telah memiliki karyawan sekitar 50 orang dan anggota 300 pedagang buah, dari jumlah itu, 120 anggotanya telah menempati kios di Pasar Buah. “Selain memberikan cicilan murah, kami juga membantu untuk mendapat pinjaman dana dari perbankan,” ulasnya.
Kepala Dinas Perindustian dan Koperasi Pemkot Palembang, H R Wantjik Badaruddin mengemukakan, Pasar Buah Jakabaring, Palembang dibangun pada September 2007 di atas sekitar 1,8 hektare dan diresmikan Oleh Menteri Koperasi dan UKM Surya Darma Ali pada Maret 2009.
Pasar tersebut dibangun dengan dana Rp 16,5 miliar, terdiri dari 320 unit. Masing-masing, 120 unit kios berukuran 3,6 x 3,6 meter persegi dan kios berukuran 3 x 4 meter persegi, 100 kios dan sisanya hamparan yang dilengkapi fasilitas umum dan sosial.
Wantjik mengungkapkan, pasar buah merupakan salah satu contoh keberhasilan program bergulir, pembangunannya dilaksanakan oleh Koperasi Al-Hidayah dengan total investasi Rp 16,5 miliar.
Koperasi dikatakan sukses apabila didukung 3 kriteria koperasi sukses yakni : organisasi permodalan yang cukup,ada usaha didalamnya dan memantapkan koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat dalam tatanan perekonomian yang demokratis dan berkeadilan.

APAKAH KOPERASI MENGUNTUNGKAN ( SECARA KEUANGAN ) BAGI ANGGOTANYA


Koperasi Menguntungkan 

Apabila koperasi dikelola dengan baik maka hasilnya akan baik pula.Karena semua anggota bisa mendapatkan pinjaman dari masing-masing koperasi yang ada dikantor atau instansi, sehingga mereka bisa menggunakan pinjaman tersebut sebagai modal yang produktif.
Kunci sukses koperasi adalah anggotanya harus menyimpan simpanan wajib sebesar Rp 50 ribu per bulan, karena dengan dana sebesar itu anggota bisa meminjam di atas 20 juta. Dari bunga yang dikembalikan selama satu tahun, dikembalikan lagi sebesar 40 persen untuk pembagian SHU untuk anggota kopersi, jadi koperasi memang mensejahterakan anggotanya.
Saat ini pihaknya sedang membangun nama baik koperasi, karena ungkapnya selama ini koperasi hanya dipandang sebelah mata dan mencari keuntungan, “Padahal itu semua tidak benar, karena dengan dia menyimpan dikoperasi dia bisa mengembangkan usahanya, dan uang yang dipinjamnya tadi juga akan dikembalikan sebesar 40 persen setiap tahunya yang disebut dengan pembagian SHU. Jadi kita akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk anggota dan cara peminjamannya juga tidak dipersulit,” jelasnya.
Ia memaparkan jumlah anggota koperasi kantor Gubernur sebanyak 1.300 anggota sedangkan SHUnya sebesar Rp 1,5 miliar setahun, koperasi Tutwuri Handayani Diknas Kecamatan Sungai Raya sebanyak 850 anggota SHUnya kurang lebih Rp 1 miliar, sedangkan untuk Sim K Singkawang anggotanya sebanyak 2.800 anggota dan SHUnya Rp 800 juta. Koperasi pegawai negeri yang jumlah anggotanya paling kecil dan bagus adalah koperasi SMK I Pontianak, dengan jumlah anggota sebanyak 69 anggota dan SHUnya Rp 80 juta.
Begitu juga yang disampaikan oleh Aminah pengurus koperasi SMK I Pontianak, melalui via telepon mengatakan koperasi yang dipimpinya berdasarkan asas kekeluargaan, walaupun dia belum melunasi pinjaman yang pertama dan dia ingin meminjam lagi dengan kebutuhan yang sangat penting.”Untuk itu kita melakukan sosialisasi kepada semua anggota bahwa dengan Rp 100.000 anggota bisa pinjam di atas Rp 20 juta, bila kita menabung di Bank dengan Rp 100.000 mereka pasti malu jadi untuk memudahkannya lebih baik menabung di koperasi selain bunganya kecil keuntungannya juga banyak,” paparnya.
Dalam satu bulan dana yang dikeluarkan oleh koperasi SMK I Pontianak sebesar Rp 34 juta yang bisa dipinjam oleh dua anggota, karena setiap anggota yang pinjam bisa mencapai Rp 20 juta. Untuk anggota yang lain diantri sehingga prosedur yang dapat berjalan sesuai dengan peraturan. Sedangkan untuk pembagian SHUnya semua anggota mendapatkan SHU kurang lebih Rp 1 juta per tahun, dengan jumlah anggota 69 orang dan jumlah SHUnya Rp 80 juta per tahun.


Sabtu, 22 Oktober 2011

PROPOSAL BISNIS (Warnet)


Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan internet dan game online yang sekarang pasarnya mencakup mulai pebisnis hingga siswa SD maka diperlukan fasilitas yang cukup memadai di dalam mengikuti perkembangan jaman ini.
Seperti kita ketahui internet dan game online merupakan sesuatu yang akan menjadi kebutuhan pokok di masa yang akan datang, bukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan akan informasi dan ajang penyaluran hobi, sekarang ini dunia internet dan game online merupakan salah satu tempat untuk penyaluran aktualisasi diri, sedikit demi sedikit tanpa dapat dipungkiri bentuk sosialisasi dikalangan masyarakat, anak muda khusunya akan berpindah dari dunia nyata ke dunia maya, dan ini merupakan celah bagi dunia bisnis untuk memberikan fasilitas pelayanan yang sebaik-baiknya bagi para pengguna internet dan game online.
Selain itu Warnet juga memberikan fasilitas kepada masyarakat sekitar, mulai Pebisnis, Mahasiswa, hingga Siswa SMU, SMP, dan SD serta meningkatkan pengetahuan melalui internet dan Menyediakan fasilitas bermain yang nyaman dan aman serta positif
Diharapkan dengan adanya warnet banyak pihak yang mendapat nilai positif dari menggunakan fasilitas warnet ini. Dengan internet maka diharapkan para pengguna jadi lebih tahu tentang teknologi dan informasi terkini. Diharapkan warnet ini akan dapat digunakan sebagai sarana menggali informasi dan bermain dengan banyak nilai positif yang didapat.
Analisa Prospek Warnet
Jika dipelajari lebih jauh, munculnya warnet di Indonesia disebabkan dua faktor:
1. Terbatas dan mahalnya akses internet
2. PC sebagai alat akses utama internet juga masih terhitung mahal bagi mayoritas penduduk di Indonesia.
Melihat kenyataan itu, maka bermunculan warnet-warnet yang memberikan solusi kepada kebutuhan akses internet yang terjangkau. Kedua faktor inilah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh pebisnis warnet dalam melihat prospek usaha warnet.
Pertanyaan berikutnya adalah: apakah akses internet dan pc saat ini sudah terhitung murah? Untuk Indonesia yang (sangat) luas ini, maka jawabannya bisa ya bisa tidak. Bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar (ex: Jakarta) harga berlangganan internet sudah sampai pada harga Rp. 100.000,- an perbulan/384Kbps/unlimited akses. Namun bagi mereka yang berada di ujung Papua sana bisa senilai 3 juta rupiah untuk 64kbps via VSAT. Sehingga kesimpulan akhirnya adalah: harga akses internet belum terhitung murah untuk seluruh daerah di Indonesia.
Bagaimana dengan PC? Ini pun masih bisa menjadi perdebatan panjang. Namun harga PC masih berkutat di atas Rp 3 juta yang menurut saya masih cukup mahal untuk mayoritas masyarakat Indonesia. Melihat dari jumlah kepemilikan PC dibanding jumlah penduduk pun terlihat jelas kenyataan ini. Kesimpulannya: PC juga belum terhitung murah bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Apakah ini berarti bisnis warnet masih prospek? Untuk menjawab ini, mari kita lihat lagi beberapa faktor yang bisa berpengaruh pada warnet:
· Mulai tersedianya akses Free Wifi/hotspot dimana-mana
· Penyediaan akses internet di Kampus
· Penyediaan akses internet di Kantor-kantor
· Mulai beroperasinya Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional)
Faktor-faktor di atas jika dilihat secara pesimistis bisa dianggap sebagai faktor yang akan menurunkan prospek bisnis warnet. Tapi bagi mereka yang optimis, hal-hal di atas justru memperkuat keberadaan prospek warnet sebagai bisnis. Mereka yang optimis ini menyadari keterbatasan dari akses internet di free wifi, kantor, kampus maupun sekolah (jardiknas) sehingga keterbatasan tersebut bisa dijadikan warnet sebagai daya tarik tersendiri agar pengakses tetap memilih warnet sebagai tempat akses internet. Berita di detikinet tentang ratusan hotspot yang ternyata tidak mampu memikat pengguna bisa menjadi acuan. Walau gratis, hotspot, akses di kantor, Kampus dan sekolah toh tidak bisa digunakan setiap saat, hanya pada jam tertentu saja.
Kembali ke warnet; bagaimana jadinya prospek bisnis warnet ini? Kita bisa melihat musuh utama Warnet adalah dirinya sendiri. Kurangnya visi dalam mengelola bisnis dan terjebak kepada asumsi-asumsi dan akhirnya terjebak ke lemahnya daya saing yang berujung ke bangkrut/tutupnya warnet. Lemahnya visi bisa dilihat dari tidak berubahnya model bisnis warnet dari tahun ke tahun. Sejak mulai kita mengenal warnet hingga sekarang, model bisnisnya tidak lebih dari menjual kembali/reseller akses internet
Rencana Bisnis
tabel21
tabel31
tabel4
Biaya Perhitungan Laba Rugi Bisnis Warnet
tabel5
tabel6
tabel7
Jadi, dari hitung-hitungan kasar di atas seharusnya dalam tahun kedua kita sudah bisa BEP (Break Event Point) alias balik modal plus keuntungan yang hampir 100 % . Tetapi hitungan diatas hanyalah diatas kertas dalam kenyataannya tidak seperti itu, bisa saja dengan keadaan krisis ekonomi yang sekarang sedang menghangat serta kemungkinan saingan yang mungkin akan muncul setelah bisnis berjalan.
Oleh karena itu inovasi dan kreatifitas serta ketekunan dalam menjalankan bisnis warnet ini sangat diperlukan sehingga dapat dipastikan dalam tahun kedua sudah pasti BEP dan mendapatkan keuntungan, untuk tahun selanjutnya tinggal memetik keuntungannya saja yang mungkin nanti bisa dipakai untuk perluasaan usaha.