Jawabanya adalah belum memadai karena, ketika pembangunan koperasi di Indonesia bersifat top down, telah
mendorong tumbuhnya KUD clan koperasi yang diprakarsai pemerintah. Keadaan ini
membuat koperasi tidak memiliki landasan yang kokoh, karena besarnya intervensi
pemerintah dalam pembinaan koperasi. Akibatnya, KUD dan koperasi kurang mampu
mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi. Hasil
pembangunan seperti ini, menjadikan pertumbuhan jumlah KUD dan koperasi sangat
pesat, tetapi tidak aktif melaksanankan tugas dan aktivitas.
Fenomena ini disebabkan lemahnya perhatian pada pembangunan sumberdaya manusia, pengembangan sumber daya manusia yang lemah pada
pembangunan koperasi, menjadikan koperasi dan KUD kurang berkembang secara
mandiri, karena KUD dan koperasi tidak tumbuh dari bawah. Dalam pembangunan,
KUD dan koperasi pada akhirnya lebih dijadikan sebagai obyek dari pada subyek
bahkan lebih berperan sebagai instrumen dalam mekanisme penyaluran kredit,
pemerataan dan pelaksanaan kebijakan lainnya, sehingga koperasi kurang tumbuh
sebaga organisasi ekonomi sesuai kebutuhan masyarakat sebagai anggota.
Contoh koperasi yang sukses bisa di amati pada jenis
koperasi karyawan (kopkar) misal kopkar UGM,kopkar setia bhakti, Koperasi serba
usaha (KSU), Federasi koperasi mindanao (FEDCO).
Kunci keberhasilan/kriteria koperasi yang berhasil
terletak pada beberapa faktor yaitu :
1. Harus memiliki rencana usaha (corporate plan)
yang mencakup rumusan mengenai visi, misi, tujuan budaya bisnis, strategi pengembangan,
target-target jangka pendek dan menengah dan rencana keuangan (cash flow).
2. Pembinaan kelembagaan melalui proses
profesionalisasi
3. Setiap unit koperasi mikro memiliki standar operasi
prosedur (SOP).
Koperasi
yang Sukses Kelola Pasar
Palembang
– Pasar Ritel dan Pasar Buah Jakabaring yang dikelola koperasi merupakan satu
contoh sukses pengembangannya. Trisno, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU)
Al-Hidayah selaku koordinator sekaligus Pengelola Pasar Buah mengungkapkan,
sebelum dipercaya mengelola pasar buah tersebut, KSU yang didirikan pada 1997
sempat tidak aktif, namun setelah memasuki masa pergantian pengurus baru pada
2006-2007, koperasi tersebut mulai berjalan.
Dia menjelaskan, selama ini
koperasi tersebut telah memiliki karyawan sekitar 50 orang dan anggota 300
pedagang buah, dari jumlah itu, 120 anggotanya telah menempati kios di Pasar
Buah. “Selain memberikan cicilan murah, kami juga membantu untuk mendapat
pinjaman dana dari perbankan,” ulasnya.
Kepala Dinas Perindustian
dan Koperasi Pemkot Palembang, H R Wantjik Badaruddin mengemukakan, Pasar Buah
Jakabaring, Palembang dibangun pada September 2007 di atas sekitar 1,8 hektare
dan diresmikan Oleh Menteri Koperasi dan UKM Surya Darma Ali pada Maret 2009. Pasar tersebut dibangun dengan dana Rp
16,5 miliar, terdiri dari 320 unit. Masing-masing, 120 unit kios berukuran 3,6
x 3,6 meter persegi dan kios berukuran 3 x 4 meter persegi, 100 kios dan
sisanya hamparan yang dilengkapi fasilitas umum dan sosial.
Wantjik mengungkapkan, pasar
buah merupakan salah satu contoh keberhasilan program bergulir, pembangunannya
dilaksanakan oleh Koperasi Al-Hidayah dengan total investasi Rp 16,5 miliar.
Koperasi dikatakan sukses
apabila didukung 3 kriteria koperasi sukses yakni : organisasi permodalan yang
cukup,ada usaha didalamnya dan memantapkan koperasi sebagai pilar ekonomi
rakyat dalam tatanan perekonomian yang demokratis dan berkeadilan.
Apabila koperasi dikelola dengan baik maka hasilnya
akan baik pula.Karena semua anggota bisa mendapatkan pinjaman dari masing-masing
koperasi yang ada dikantor atau instansi, sehingga mereka bisa menggunakan
pinjaman tersebut sebagai modal yang produktif.
Kunci sukses koperasi adalah anggotanya harus
menyimpan simpanan wajib sebesar Rp 50 ribu per bulan, karena dengan dana
sebesar itu anggota bisa meminjam di atas 20 juta. Dari bunga yang dikembalikan
selama satu tahun, dikembalikan lagi sebesar 40 persen untuk pembagian SHU
untuk anggota kopersi, jadi koperasi memang mensejahterakan anggotanya.
Saat ini
pihaknya sedang membangun nama baik koperasi, karena ungkapnya selama ini
koperasi hanya dipandang sebelah mata dan mencari keuntungan, “Padahal itu
semua tidak benar, karena dengan dia menyimpan dikoperasi dia bisa
mengembangkan usahanya, dan uang yang dipinjamnya tadi juga akan dikembalikan
sebesar 40 persen setiap tahunya yang disebut dengan pembagian SHU. Jadi kita
akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk anggota dan cara peminjamannya
juga tidak dipersulit,” jelasnya.
Ia memaparkan jumlah anggota koperasi kantor Gubernur
sebanyak 1.300 anggota sedangkan SHUnya sebesar Rp 1,5 miliar setahun, koperasi
Tutwuri Handayani Diknas Kecamatan Sungai Raya sebanyak 850 anggota SHUnya
kurang lebih Rp 1 miliar, sedangkan untuk Sim K Singkawang anggotanya sebanyak
2.800 anggota dan SHUnya Rp 800 juta. Koperasi pegawai negeri yang jumlah
anggotanya paling kecil dan bagus adalah koperasi SMK I Pontianak, dengan
jumlah anggota sebanyak 69 anggota dan SHUnya Rp 80 juta.
Begitu juga
yang disampaikan oleh Aminah pengurus koperasi SMK I Pontianak, melalui via
telepon mengatakan koperasi yang dipimpinya berdasarkan asas kekeluargaan,
walaupun dia belum melunasi pinjaman yang pertama dan dia ingin meminjam lagi
dengan kebutuhan yang sangat penting.”Untuk itu kita melakukan sosialisasi
kepada semua anggota bahwa dengan Rp 100.000 anggota bisa pinjam di atas Rp 20
juta, bila kita menabung di Bank dengan Rp 100.000 mereka pasti malu jadi untuk
memudahkannya lebih baik menabung di koperasi selain bunganya kecil
keuntungannya juga banyak,” paparnya.
Dalam satu bulan dana yang dikeluarkan oleh koperasi
SMK I Pontianak sebesar Rp 34 juta yang bisa dipinjam oleh dua anggota, karena
setiap anggota yang pinjam bisa mencapai Rp 20 juta. Untuk anggota yang lain
diantri sehingga prosedur yang dapat berjalan sesuai dengan peraturan.
Sedangkan untuk pembagian SHUnya semua anggota mendapatkan SHU kurang lebih Rp
1 juta per tahun, dengan jumlah anggota 69 orang dan jumlah SHUnya Rp 80 juta
per tahun.
Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan akan internet dan game online yang sekarang
pasarnya mencakup mulai pebisnis hingga siswa SD maka diperlukan fasilitas yang
cukup memadai di dalam mengikuti perkembangan jaman ini.
Seperti
kita ketahui internet dan game online merupakan sesuatu yang akan menjadi
kebutuhan pokok di masa yang akan datang, bukan hanya untuk sekedar memenuhi
kebutuhan akan informasi dan ajang penyaluran hobi, sekarang ini dunia internet
dan game online merupakan salah satu tempat untuk penyaluran aktualisasi diri,
sedikit demi sedikit tanpa dapat dipungkiri bentuk sosialisasi dikalangan
masyarakat, anak muda khusunya akan berpindah dari dunia nyata ke dunia maya,
dan ini merupakan celah bagi dunia bisnis untuk memberikan fasilitas pelayanan
yang sebaik-baiknya bagi para pengguna internet dan game online.
Selain
itu Warnet juga memberikan fasilitas kepada masyarakat sekitar, mulai Pebisnis,
Mahasiswa, hingga Siswa SMU, SMP, dan SD serta meningkatkan pengetahuan melalui
internet dan Menyediakan fasilitas bermain yang nyaman dan aman serta positif
Diharapkan
dengan adanya warnet banyak pihak yang mendapat nilai positif dari menggunakan
fasilitas warnet ini. Dengan internet maka diharapkan para pengguna jadi lebih tahu tentang teknologi
dan informasi terkini. Diharapkan warnet ini akan dapat digunakan sebagai
sarana menggali informasi dan bermain dengan banyak nilai positif yang didapat.
Analisa Prospek Warnet
Jika dipelajari lebih jauh,
munculnya warnet di Indonesia disebabkan dua faktor:
1. Terbatas dan mahalnya akses internet
2. PC sebagai alat akses utama
internet juga masih terhitung mahal bagi mayoritas penduduk di Indonesia.
Melihat kenyataan itu, maka
bermunculan warnet-warnet yang memberikan solusi kepadakebutuhan akses internet yang terjangkau. Kedua faktor
inilah yangsebenarnya harusdiperhatikan oleh pebisnis warnet dalam melihat
prospek usahawarnet.
Pertanyaan berikutnya adalah:
apakah akses internet dan pc saat ini sudah terhitung murah? Untuk Indonesia
yang (sangat) luas ini, maka jawabannya bisa ya bisa tidak. Bagi mereka yang
tinggal di kota-kota besar (ex: Jakarta) harga berlangganan internet sudah
sampai pada harga Rp. 100.000,- an perbulan/384Kbps/unlimited akses. Namun bagi
mereka yang berada di ujung Papua sana bisa senilai 3 juta rupiah untuk 64kbps
via VSAT.Sehingga kesimpulan akhirnya
adalah: harga akses internet belum terhitung murah untuk seluruh daerah di
Indonesia.
Bagaimana dengan PC? Ini pun
masih bisa menjadi perdebatan panjang. Namun harga PC masih berkutat di atas Rp
3 juta yang menurut saya masih cukup mahal untuk mayoritas masyarakat
Indonesia. Melihat dari jumlah kepemilikan PC dibanding jumlah penduduk pun
terlihat jelas kenyataan ini. Kesimpulannya: PC juga belum terhitung murah bagi
sebagian besar penduduk Indonesia.
Apakah ini berarti bisnis warnet masih prospek? Untuk
menjawab ini, mari kita lihat lagi beberapa faktor yang bisa berpengaruh pada
warnet:
· Mulai tersedianya akses Free
Wifi/hotspot dimana-mana
· Penyediaan akses internet di
Kampus
· Penyediaan akses internet di Kantor-kantor
· Mulai beroperasinya Jardiknas
(Jaringan Pendidikan Nasional)
Faktor-faktor di atas jika
dilihat secara pesimistis bisa dianggap sebagai faktor yang akan menurunkan
prospek bisnis warnet. Tapi bagi mereka yang optimis, hal-hal di atas justru
memperkuat keberadaan prospek warnet sebagai bisnis. Mereka yang optimis ini
menyadari keterbatasan dari akses internet di free wifi, kantor, kampus maupun
sekolah (jardiknas) sehingga keterbatasan tersebut bisa dijadikan warnet
sebagai daya tarik tersendiri agar pengakses tetap memilih warnet sebagai
tempat akses internet. Berita di detikinet tentang ratusan hotspot yang ternyata tidak
mampu memikat pengguna bisa menjadi acuan. Walau gratis, hotspot, akses di
kantor, Kampus dan sekolah toh tidak bisa digunakan setiap saat, hanya pada jam
tertentu saja.
Kembali
ke warnet; bagaimana jadinya prospek bisnis warnet ini? Kita bisa melihat musuh utama
Warnet adalah dirinya sendiri. Kurangnya visi dalam mengelola bisnis dan
terjebak kepada asumsi-asumsi dan akhirnya terjebak ke lemahnya daya saing yang
berujung ke bangkrut/tutupnya warnet. Lemahnya visi bisa dilihat dari tidak
berubahnya model bisnis warnet dari tahun ke tahun. Sejak mulai kita mengenal
warnet hingga sekarang, model bisnisnya tidak lebih dari menjual
kembali/reseller akses internet
Rencana Bisnis
Biaya Perhitungan Laba Rugi Bisnis Warnet
Jadi,
dari hitung-hitungan kasar di atas seharusnya dalam tahun kedua kita sudah bisa
BEP (Break Event Point) alias
balik modal plus keuntungan yang hampir 100 % . Tetapi hitungan diatas hanyalah
diatas kertas dalam kenyataannya tidak seperti itu, bisa saja dengan keadaan
krisis ekonomi yang sekarang sedang menghangat serta kemungkinan saingan yang
mungkin akan muncul setelah bisnis berjalan.
Oleh
karena itu inovasi dan kreatifitas serta ketekunan dalam menjalankan bisnis
warnet ini sangat diperlukan sehingga dapat dipastikan dalam tahun kedua sudah
pasti BEP dan mendapatkan
keuntungan, untuk tahun selanjutnya tinggal memetik keuntungannya saja yang
mungkin nanti bisa dipakai untuk perluasaan usaha.