Sabtu, 22 Oktober 2011

PROPOSAL BISNIS (Warnet)


Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan internet dan game online yang sekarang pasarnya mencakup mulai pebisnis hingga siswa SD maka diperlukan fasilitas yang cukup memadai di dalam mengikuti perkembangan jaman ini.
Seperti kita ketahui internet dan game online merupakan sesuatu yang akan menjadi kebutuhan pokok di masa yang akan datang, bukan hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan akan informasi dan ajang penyaluran hobi, sekarang ini dunia internet dan game online merupakan salah satu tempat untuk penyaluran aktualisasi diri, sedikit demi sedikit tanpa dapat dipungkiri bentuk sosialisasi dikalangan masyarakat, anak muda khusunya akan berpindah dari dunia nyata ke dunia maya, dan ini merupakan celah bagi dunia bisnis untuk memberikan fasilitas pelayanan yang sebaik-baiknya bagi para pengguna internet dan game online.
Selain itu Warnet juga memberikan fasilitas kepada masyarakat sekitar, mulai Pebisnis, Mahasiswa, hingga Siswa SMU, SMP, dan SD serta meningkatkan pengetahuan melalui internet dan Menyediakan fasilitas bermain yang nyaman dan aman serta positif
Diharapkan dengan adanya warnet banyak pihak yang mendapat nilai positif dari menggunakan fasilitas warnet ini. Dengan internet maka diharapkan para pengguna jadi lebih tahu tentang teknologi dan informasi terkini. Diharapkan warnet ini akan dapat digunakan sebagai sarana menggali informasi dan bermain dengan banyak nilai positif yang didapat.
Analisa Prospek Warnet
Jika dipelajari lebih jauh, munculnya warnet di Indonesia disebabkan dua faktor:
1. Terbatas dan mahalnya akses internet
2. PC sebagai alat akses utama internet juga masih terhitung mahal bagi mayoritas penduduk di Indonesia.
Melihat kenyataan itu, maka bermunculan warnet-warnet yang memberikan solusi kepada kebutuhan akses internet yang terjangkau. Kedua faktor inilah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh pebisnis warnet dalam melihat prospek usaha warnet.
Pertanyaan berikutnya adalah: apakah akses internet dan pc saat ini sudah terhitung murah? Untuk Indonesia yang (sangat) luas ini, maka jawabannya bisa ya bisa tidak. Bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar (ex: Jakarta) harga berlangganan internet sudah sampai pada harga Rp. 100.000,- an perbulan/384Kbps/unlimited akses. Namun bagi mereka yang berada di ujung Papua sana bisa senilai 3 juta rupiah untuk 64kbps via VSAT. Sehingga kesimpulan akhirnya adalah: harga akses internet belum terhitung murah untuk seluruh daerah di Indonesia.
Bagaimana dengan PC? Ini pun masih bisa menjadi perdebatan panjang. Namun harga PC masih berkutat di atas Rp 3 juta yang menurut saya masih cukup mahal untuk mayoritas masyarakat Indonesia. Melihat dari jumlah kepemilikan PC dibanding jumlah penduduk pun terlihat jelas kenyataan ini. Kesimpulannya: PC juga belum terhitung murah bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Apakah ini berarti bisnis warnet masih prospek? Untuk menjawab ini, mari kita lihat lagi beberapa faktor yang bisa berpengaruh pada warnet:
· Mulai tersedianya akses Free Wifi/hotspot dimana-mana
· Penyediaan akses internet di Kampus
· Penyediaan akses internet di Kantor-kantor
· Mulai beroperasinya Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional)
Faktor-faktor di atas jika dilihat secara pesimistis bisa dianggap sebagai faktor yang akan menurunkan prospek bisnis warnet. Tapi bagi mereka yang optimis, hal-hal di atas justru memperkuat keberadaan prospek warnet sebagai bisnis. Mereka yang optimis ini menyadari keterbatasan dari akses internet di free wifi, kantor, kampus maupun sekolah (jardiknas) sehingga keterbatasan tersebut bisa dijadikan warnet sebagai daya tarik tersendiri agar pengakses tetap memilih warnet sebagai tempat akses internet. Berita di detikinet tentang ratusan hotspot yang ternyata tidak mampu memikat pengguna bisa menjadi acuan. Walau gratis, hotspot, akses di kantor, Kampus dan sekolah toh tidak bisa digunakan setiap saat, hanya pada jam tertentu saja.
Kembali ke warnet; bagaimana jadinya prospek bisnis warnet ini? Kita bisa melihat musuh utama Warnet adalah dirinya sendiri. Kurangnya visi dalam mengelola bisnis dan terjebak kepada asumsi-asumsi dan akhirnya terjebak ke lemahnya daya saing yang berujung ke bangkrut/tutupnya warnet. Lemahnya visi bisa dilihat dari tidak berubahnya model bisnis warnet dari tahun ke tahun. Sejak mulai kita mengenal warnet hingga sekarang, model bisnisnya tidak lebih dari menjual kembali/reseller akses internet
Rencana Bisnis
tabel21
tabel31
tabel4
Biaya Perhitungan Laba Rugi Bisnis Warnet
tabel5
tabel6
tabel7
Jadi, dari hitung-hitungan kasar di atas seharusnya dalam tahun kedua kita sudah bisa BEP (Break Event Point) alias balik modal plus keuntungan yang hampir 100 % . Tetapi hitungan diatas hanyalah diatas kertas dalam kenyataannya tidak seperti itu, bisa saja dengan keadaan krisis ekonomi yang sekarang sedang menghangat serta kemungkinan saingan yang mungkin akan muncul setelah bisnis berjalan.
Oleh karena itu inovasi dan kreatifitas serta ketekunan dalam menjalankan bisnis warnet ini sangat diperlukan sehingga dapat dipastikan dalam tahun kedua sudah pasti BEP dan mendapatkan keuntungan, untuk tahun selanjutnya tinggal memetik keuntungannya saja yang mungkin nanti bisa dipakai untuk perluasaan usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar